Jumat, 20 September 2013

MENDIDIK DALAM BISU

Bukan kebetulan tentunya,
kita bertemu pada periuk yang selalu  sama.
arena kita setiap waktu, menagih sesuap bekal.

Pria paruh usia, sedikit uban menghiasi mahkota kepala.
sesumbar senyum memikat.
Senyum keramahan....

saat jumpa,
mungkin orang berpikir, termasuk saya,
kita pernah bertemu sebelumnya...

Jika kutakar, mungkin hampir separuh jiwamu bertabur aura positif.
saya tak mudah mengujar tentangmu..
hanya decak kagum yang selalu terlontar...
"anda hebat ....!"

Sahabat...
Betapa kuidamkan saat di mana kita selalu bertemu..
berjumpa dalam tawa,
merangkul keakraban..
semua tau, kita kadang bercerita dalam diam,
saling mengerti dalam senyuman....

Saya sesalkan peristiwa yang merenggut lidahmu,
aku kecewa pada momen di mana kau mulai membisu..
entah kutukan apa yang mengaruskanmu diam...

Perjumpaan kita, kental dalam persaudaraan,
ramah akan persahabatan...
tak jarang adamu sebagai tuna rungu,
jadi tamparan keras buatku..

Tengok sekitarmu sahabat....,

masih banyak orang yang mampu berkata-kata,
tak sedikit insan yang bisa bercerita..
tapi kami irit memakai kata,
kami hemat mengumbar senyum,
kami merasa rugi jika menyapa...
kami lebih senang menggauli gadget murahan,
perangkat komunikatif yang sarat degradasi...

cerita dalam diam-mu,
keramahan dalam bisu-mu,
membuatku malu merayakan hidup..
hidupku bukan didedikasikan bagi sesama ,,
hidupku telah kuabdikan pada benda sarat defisit komunikasi...

***
Terima kasih sahabat, malam ini akan terasa indah
jika akhirnya kusyukuri perjumpaan senja tadi,
pada sumber bekal yang sama.....

Tidak ada komentar: