Kamis, 25 April 2013

Balada anak flores*

Buat apa menjadi rusak
Hanya untuk balas dendam
Yang rusak kita
Bukan yang memberi kita luka
Untuk apa bertengkar dengan keadaan?
Biarlah yg baik tetap menjadi baik
Tak perlu menjadi sulit karna pembuktian

Biar hati tetap putih
Walau maaf belum dapat terucap
Biar maaf mengiringi
Pencapaian terbesar dalam sebuah kesulitan

Biar iman yg ada tetap sama
Jangan terlena kenikmatan
Biar aturan tetap ada
Jgan terlena kebebasan

Bukan untuk mengurui
Aku ini hanya pujangga
Hal terbesar bukan pembuktian diri
Tapi bagaimana sumbi ini merasa



5 April 2013
Buat pephit

*puisi ini dari seorang sahabat Sherryn Rossari.. thanks atas dukunganmu selalu Sherin

TENTANG KASIH


“Kasih melampaui segala-galanya,,, bahkan dunia”, begitulah seorang sahabat menulis status dalam akun Facebooknya. Saya tentu saja tidak mengerti banyak tentang maksud status beliau, namun hal yang pasti adalah ia ingin menyatakan kebesaran peran KASIH dalam kehidupannya. Kasih itu sederhana, hanya terdiri dari 5 huruf, dua suku kata, sehingga lidah sangat gampang meng-eja-nya. Memang kasih itu benar-benar sederhana.

Guna membicarakan KASIH itu, saya pakai tiga momen penting: pertama, teladan hidup Santa Monica (ibu st. Agustinus), Kedua, kisah tentang kasih persaudaraan di antara jemaat (KSPB), Ketiga, kisah dalam Injil tentang kesembuhan seorang hamba perwira, lalu kisah kebangkitan seorang anak muda di Nain yang bernota bene sebagai anak seorang Janda.

Santa Monika.
Dalam bibliographinya, Monika dikenal tidak lebih dari seorang ibu rumah tangga yang setia mendampingi anaknya, terutama dalam proses pertobatan buah hatinya, Agustinus. Agustinus bertobat lalu menjadi Uskup dan akhirnya dinobatkan menjadi santo. Orang yang gemar mempelajari filsafat Abad Pertengahan mengenal Agustinus sebagai Teolog. Ia adalah seorang ahli teologi termasyur abad itu karena kedalaman refleksi dan spekulasi teologinya yang mentereng. 

Agustinus yang “dilahirkan kembali” sebagai teolog besar itu sebenarnya tidak lepas dari kesetiaan Monika dalam mendampinginya. Monica is an actress behind the screen. Kira-kira itulah ungkapan yang afdol untuk posisi Monica jika dilihat dari sejarah hidup Agustinus. KASIH melahirkan kesetiaan. Tanpa Kasih tak mungkin kita bisa setia. Kasih yang terpancar dari keibuan Monika mampu mengubah Agustinus yang hidupnya amburadul dan tak mengenal Tuhan.

Kisah tentang kasih persaudaraan di antara jemaat (Surat Paulus kpd Jemaat di Tesalonika)
Dalam suratnya kepada umat di Tesalonika, Rasul Paulus menegaskan kembali ajaran Kristus tentang kasih. Mungkin Paulus menambahkan kasih persaudaraan karena konteks hidup jemaat perdana lekat dengan tradisi kumpul dan memcahkan roti. Mereka hidup dalam komunitas. Hal ini tidak jauh dari model atau gaya hidup kita yang selalu ada dan bersama dalam komunitas (juga keluarga). KASIH persaudaraan menumbuhkan ke-erat-an dalam relasi antar jemaat, atau relasi antar  saudara, ayah-ibu, orangtua-anak2.

Kisah dalam Injil tentang kesembuhan seorang hamba perwira, lalu kisah kebangkitan seorang anak muda di Nain yang bernota bene sebagai anak seorang Janda.

Pertama kisah penyembuhan seorang hamba perwira. Menarik di sini bahwa sang Perwira menyuruh para tua-tua Yahudi untuk meminta Yesus menyembuhkan hambanya. Jika kita teliti dengan pemilihan kata di atas, maka kita melihat perbedaan yang jelas. Kepada tua-tua Yahudi sang perwira menyuruh. Sedangkan kepada Yesus ia meminta untuk menyembuhkan hambanya. Memang dalam tata bahasa atau literatur Yunani (bahasa yang digunakan dalam Kitab Suci sebagai acuan terjemahan ke dalam berbagai bahasa) antara Tua-tua Yahudi dengan Yesus tidak terdapat perbedaan, toh disapa dengan kata KURIOS. Kurios artinya Tuhan. Tak ada perbedaan, namun penghargaan perwira kepada Yesus dengan memakai kata meminta dan bukan kata menyuruh kiranya menegaskan perbedaan yang ekstrim atas arti dari kata yang sama. Kerendahan hati inilah yang menarik Yesus dalam menyembuhkan hamba itu. Perwira mengakui dan menyatakan serta menerima Yesus untuk menyembuhkan hambanya.
Dalam kisah yang sejajar dengan itu, kisah kebangkitan anak muda di Nain juga kiranya sama. Kisahnya memiliki pola yang sama. Saya tertarik dari reaksi orang banyak. Mereka mengatakan bahwa Allah telah melawat umatnya dan mereka merasakan itu lantas memuliakan Allah.  Bagi saya sendiri, dua kisah dalam Injil di atas menunjukkan KASIH yang melahirkan iman. KASIH sang Guru Agung menimbulkan dan menumbuhkan iman pada perwira dan juga orang banyak di Nian.

Terus? So what....

Kiranya ajaran KASIH yang menjadi lagu lama dalam Gereja kita, tetaplah aktual apalagi di tengah masyarakat yang bermental LO LO GUA GUA. Kiranya kasih persaudaraan kita, dalam lingkup kehidupan menggereja menjadi saksi bagi dunia. Kasih yang tampak dalam komunitas Gerejawi menjadi tanda bahwa KASIH itu masih sangat berperan penting dalam menumbuhkan kesatuan jemaat gerejawi, pun dunia pada umumnya.